Sabtu, 16 Juli 2011

Sabtu, 16/07/2011 | 11:49 WIB
Sebanyak 200 koperasi dari total 725 koperasi di Kota Malang dinyatakan dalam kondisi sakit dan terancam gulung tikar. Pasalnya, koperasi yang sakit itu tidak menjalankan aktivitas rutin sebagaimana mestinya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop dan UKM) Kota Malang, Bambang Suharijadi mengatakan, koperasi dinyatakan sakit bila tidak menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), tidak memiliki laporan keuangan yang jelas dan syarat lainnya.
“Koperasi yang dalam kondisi sakit ini bisa dilihat berdasarkan aset yang dimilikinya, tingkat likuiditas, sistem administrasi dan kemampuan manajemen,” kata Bambang, Jumat (15/7).
Kemungkinan jumlah koperasi yang sakit itu masih bisa bertambah. Karena, lanjut Bambang, saat ini hingga setelah lebaran atau akhir Agustus nanti masih dilakukan identifikasi terhadap koperasi lainnya.
Hasil identifikasi ini nanti dijadikan sebagai salah satu membuat kebijakan terhadap koperasi tersebut. Baik itu upaya penyelamatan atau pun juga menertibkan koperasi yang sakit atau koperasi yang terbukti nakal.
“Ada juga koperasi yang nakal, misalnya tidak sesuai dengan AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) koperasi atau mengubah fungsinya,” tutur Bambang yang baru beberapa bulan menjabat sebagai Kadinkop dan UKM Kota Malang. Dia mengaku tidak tahu persis berapa jumlah koperasi sakit pada tahun sebelumnya.
Disebutkannya, selain koperasi sakit juga sudah teridentifikasi 2 koperasi yang nakal. Dua koperasi itu merubah fungsinya misalnya dari yang sebelumnya anggota koperasi harus tukang parkir, ternyata ada juga dari profesi lain yang ikut masuk. Hal ini dianggap sudah tidak sesuai dan harus dikenai sanksi.
“Untuk koperasi yang nakal itu jumlah anggota dan asetnya cukup besar. Makanya kami memberi toleransi hingga akhir Juli agar kembali sebagaimana mestinya. Bila tetap membandel, tidak menutup kemungkinan mencabut izin operasionalnya,” tegas Bambang.
Saat ini yang terus dilakukan oleh Dinkop dan UKM, imbuh Bambang, selain melakukan identifikasi, juga memberi sosialisasi terhadap pelaku koperasi. Juga memberikan latihan manajemen dan pemasaran agar koperasi bisa semakin berkembang.zar
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka acara puncak Peringatan Hari Koperasi ke-64 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2011), mengajak seluruh insan pegiat koperasi untuk meningkatkan kerja sama, semangat kesetiakawanan, kekeluargaan, dan kebersamaan dalam membangun koperasi.Presiden meminta mereka menerapkan nilai-nilai keteladanan yang diajarkan Bapak Koperasi Bung Hatta, yaitu persaudaraan, gotong royong, dan kemandirian, dalam gerakan koperasi di Tanah Air.
"Mari tahun depan, tahun 2012, bersamaan revitalisasi ekonomi PBB di Indonesia, kita lakukan revitalisasi dan kebangkitan koperasi lima tahun mendatang. Dengan sasaran yang jelas, kita mulai lakukan revitalisasi dan kebangkitan gerakan koperasi di seluruh Indonesia 2012. Tahun 2017, kita ingin koperasi makin berkembang di seluruh wilayah Tanah Air. Kita ingin melakukannya sejalan mulai dari permodalan, manajemen, mengembangkan ekonomi kreatif, dan usaha mikro kecil dan menengah. Dengan demikian, negara kita memiliki sabuk pengaman manakala ekonomi dunia tak bersahabat. Bangsa Indonesia sendirilah yang harus bisa menumbuhkan ekonomi kita sambil meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Presiden.
Turut hadir pada acara tersebut Menteri Urusan Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Menteri Perhubungan Freddy Numberi.
Presiden mengatakan, mengingat begitu besar peran dan manfaat koperasi dalam menggerakkan ekonomi rakyat, pemerintah telah dan terus menciptakan iklim yang kondusif bagi pemberdayaan koperasi. Pengembangan dan pemberdayaan koperasi kita dipadukan dengan berbagai program pro-rakyat, baik peningkatan pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, program penanggulangan kemiskinan, dan program pemeliharaan lingkungan. Hal ini semuanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pemerintah, kata Presiden, saat ini terus menggulirkan program terpadu guna memperluas peluang usaha bagi koperasi dan UMKM. Program terpadu diarahkan untuk memperluas akses permodalan yang dapat meningkatkan peran koperasi. Perluasan akses permodalan diberikan dengan memfasilitasi kemitraan, baik antara sesama koperasi dan UMKM, maupun antara koperasi dan UMKM dengan kalangan BUMN, BUMD, dan BUMS.
"Perluasan akses permodalan bagi koperasi juga kita gulirkan dengan mempermudah akses koperasi kepada kalangan perbankan, serta Lembaga Keuangan dan Pembiayaan. Kita berikan keringanan dan fasilitasi bunga pinjaman yang rendah. Kita sediakan prosedur peminjaman yang mudah, serta kita berikan layanan supervisi dan pendampingan yang konstruktif," kata Presiden.
Selain memperluas akses permodalan, menurut Presiden, koperasi diarahkan untuk memperbesar peluang usaha, serta menumbuhkan iklim persaingan yang makin sehat antarkoperasi dan UMKM.
"Dan yang tidak kalah pentingnya, program kemitraan juga kita arahkan untuk memperbesar akses koperasi dan UMKM, terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semuanya itu dimaksudkan untuk memperkokoh daya saing koperasi dan UMKM, baik di pasar domestik maupun di pasar global yang makin kompetitif," kata Presiden.